Guyuran Hujan Deras Warnai Pembukaan Piala Presiden 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno

Guyuran Hujan Deras Warnai Pembukaan Piala Presiden 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno – Minggu, 6 Juli 2025, menjadi hari bersejarah bagi sepak bola Indonesia. Turnamen pramusim paling bergengsi, Piala Presiden 2025, resmi dibuka di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Namun, momen megah ini turut diwarnai oleh hujan deras yang mengguyur kawasan stadion sejak siang hingga menjelang malam, menciptakan suasana dramatis dan penuh tantangan bagi panitia, pemain, dan penonton.

Hujan Deras Sejak Siang: Tantangan Logistik dan Antisipasi Panitia

Guyuran hujan mulai turun sejak pukul 13.00 WIB dan terus berlanjut hingga sore hari. Meski open gate dijadwalkan pukul olympus slot 16.00 WIB, area sekitar stadion masih terlihat lengang karena banyak penonton memilih menunggu hingga hujan mereda. Panitia penyelenggara telah menyiapkan personel keamanan dan kesehatan dalam jumlah besar untuk mengantisipasi situasi cuaca ekstrem:

  • 👮‍♂️ 1.725 personel gabungan TNI-Polri
  • 🧍‍♀️ 900 petugas sipil
  • 🚑 13 ambulans, 13 dokter, dan 59 perawat
  • 🧯 Tim evakuasi dan pengamanan stadion

Langkah ini menunjukkan keseriusan penyelenggara dalam menjaga kenyamanan dan keselamatan pengunjung di tengah kondisi cuaca yang tidak bersahabat.

Atmosfer Stadion: Semangat Tak Surut Meski Basah Kuyup

Meski hujan mengguyur deras, semangat penonton tetap membara. Sekitar 41.000 penonton memadati SUGBK untuk menyaksikan laga pembuka antara Oxford United dan Liga Indonesia All Star. Banyak dari mereka rela basah kuyup demi mendukung tim dan menyaksikan aksi dua pemain Timnas Indonesia, yakni Marselino Ferdinan dan Ole Romeny, yang membela klub asal Inggris tersebut.

Suporter datang dengan jas hujan, payung, dan semangat tinggi. Chant dan koreografi tetap bergema di tribun, membuktikan bahwa hujan bukan penghalang bagi cinta terhadap sepak bola nasional.

Dampak Hujan Terhadap Lapangan dan Permainan

Meski sistem drainase SUGBK tergolong modern, hujan deras tetap memberi dampak pada kondisi lapangan. Permukaan rumput menjadi licin, dan bola beberapa kali terlihat melambat saat digulirkan. Hal ini memengaruhi tempo permainan, terutama di babak pertama.

Namun, kedua tim tetap tampil maksimal. Oxford United menunjukkan efisiensi tinggi dengan mencetak enam gol, sementara Liga Indonesia All Star membalas tiga gol lewat aksi Riko Simanjuntak, Rizky Dwi, dan Eksel Runtukahu.

Seremoni Pembukaan Tetap Berjalan Megah

Hujan tidak menyurutkan kemegahan seremoni pembukaan. Acara tetap berlangsung sesuai jadwal, menampilkan:

  • 🎤 Penampilan Lyodra Ginting membawakan lagu-lagu nasional
  • ⚽ Aksi 2.200 anak sekolah sepak bola (SSB) melakukan juggling bola serentak
  • 🇮🇩 Lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan bersama
  • 🔘 Seremoni pembukaan oleh Erick Thohir, Maruarar Sirait, dan Menpora Dito Ariotedjo

Panggung tetap menyala, pencahayaan tetap dinamis, dan suara Lyodra menggema di tengah hujan, menciptakan momen emosional yang tak terlupakan.

Respons Panitia dan PSSI: Hujan Tak Halangi Semangat

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyampaikan bahwa hujan deras justru menjadi simbol semangat dan ketangguhan sepak bola Indonesia. Ia mengapresiasi penonton yang tetap hadir dan mendukung tim meski cuaca tidak bersahabat.

“Hujan ini bukan hambatan, tapi berkah. Kita lihat bagaimana suporter tetap datang, anak-anak SSB tetap tampil, dan pertandingan tetap berjalan dengan semangat tinggi,” ujar Erick.

UMKM Tetap Beroperasi di Tengah Hujan

Sebagai bagian dari komitmen terhadap ekonomi rakyat, panitia menyediakan 100 lapak gratis untuk UMKM di area stadion. Meski hujan, para pelaku usaha tetap berjualan dengan perlengkapan tambahan seperti tenda dan pelindung plastik.

Produk yang dijual meliputi makanan ringan, minuman hangat, merchandise klub, dan perlengkapan suporter. Kehadiran UMKM menjadi bukti bahwa Piala Presiden bukan hanya ajang olahraga, tetapi juga wadah pemberdayaan ekonomi lokal.